ANDHAP ASOR, PRACAYA LAN MITUHU (Moralitas Pemikiran Pendidikan K.H. Hasyim Asy’ari)

17 06 2008

KH. Hasyim Asy’ari dibesarkan dalam tradisi sufi dari golongan muslim tradisionalis Jawa, sedang dia menuntut ilmu dan berkiprah di masyarakat pada masa munculnya gerakan Wahabi dalam dunia Islam. Abad 19 di Jawa merupakan masa transisi yaitu masa dialog antara golongan santri tradisional dengan golongan modernis yang dipengaruhi oleh gerakan Wahabi dan Muhammad Abduh. Golongan modernis mengatakan bahwa Islam di Jawa telah tertinggal jauh, karena salah menafsirkan Islam dengan tujuan sufi dan percampuran Islam dengan budaya lokal.  Slogan golongan modernis adalah kembali kepada Al-Qur’an dan Hadits, untuk misi mereka adalah memurnikan ajaran Islam dari pengaruh-pengaruh budaya lokal.[i]

Sebagaimana tipologi kiai Jawa, KH. Hasyim melakukan penggabungan elemen-elemen Islam dengan budaya lokal dalam berdakwah, sepanjang praktek-praktek budaya lokal itu tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Perpaduan semacam inilah yang digunakan oleh KH. Hasyim dan pengikutnya sehingga lebih mudah untuk diserap oleh sebagian besar masyarakat Jawa.[ii] Dia tidak pernah mencela orang-orang yang berbuat salah, tetapi secara pelan-pelan mendekati mereka dengan penuh ketulusan dan penghargaan. Dengan pendekatan yang bijaksana akan menarik masyarakat untuk meninggalkan kebiasaan buruk dan kembali kejalan yang benar. Perilaku yang tumbuh dari kesadaran akan lebih baik dan bertahan lama daripada disebabkan oleh kritik dan cercaan. Dia selalu menunjukkan kehidupan nabi sebagai contoh yang ideal, Nabi lebih cenderung memberikan nasihat dan bimbingan daripada kekerasan.[iii]

 

baca lengkap:artikel-2